Rabu, 14 Juli 2010

Dari Lorong Kosong

Jika ada yang bertanya, dari mana kamu berasal?
Hanya kata ini yang mampu ku ucap,
"Dari Lorong Kosong"

Yah, dari lorong kosong, hidup ini ku mulai, mulai merangkak hingga mampu berlari, dari lobang hitam yang awalnya kosong ku hanya mampu menagis dalam tawa.

Dulu hitam itu nyata, kini mulai buram. Kusadar hanya hitam yang mampu menutupi putih, namun sayangnya putih akan takluk dengan hitam. Dengan alasan ini ku menyukai hitam, walau hitam tam mampu memutihkan hati.

Sadar lorong kehidupan itu hingga saat ini tetap kosong, hampa rasanya hidup dalam kekosongan. Ku mau tuk lari mencari keramaian, namun didinding tepian hanya kekosongan yang menyeruap.

Rasanya mati saja tak cukup tuk dengarkan kegelisahan dalam kekosongan, mati pun tak sudi melihat kematian dalam kekosongan. Lari, sekuat apapun kaki terlempar, hingga betis rasanya ingin melahirkan, hanya tepian hitam yang ku dapati.

Buram, musam, durja, hina hingga birahi berayun dalam ingatan, hingga hari ini, ku mau temukan lorong keramaian, walau kekosongan tetap ada bersemayam....

Makassar, 21 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar